Bab 7: Alor
Tanjung Sembilan,
Kecamatan Teluk Mutiara
(pada 1965
Kecamatan Alor Barat Laut):
Tempat Pembantaian
Tanjung Sembilan terletak sekitar satu
kilometer ke arah barat dari pusat Kota Kalabahi. Nama tersebut berdasarkan
bentuk tanjungnya yang menyerupai angka sembilan. Sembilan orang dibunuh di
hutan rimba ini pada pertengahan salah satu malam bulan Maret 1966. Sebuah
lubang digali dan setelah orang-orang dieksekusi mereka dibuang ke dalam lubang
yang kemudian ditutup kembali. Segala tanda bekas pembantaian di Tanjung
Sembilan nyaris menghilang. Sekarang lokasi ini telah menjadi tempat pemukiman,
tetapi hutan masih ada.
Pernyataan Anggota
Tim Alor
JANDA MELAWAN KETIDAKADILAN DI ALOR
Dorkas Sir, Erna Hinadang, Ina Tiluata
Pengantar
Dalam sejarah, perempuan janda melawan
ketidakadilan menjadi tema menarik dan penting. Di saat para aktivis bersuara
keras memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) ternyata realitas menunjukkan
maraknya berbagai bentuk ketidakadilan dan kekerasan sehingga menelan korban
manusia serta harta benda sangat banyak. Berbagai bentuk ketidakadilan yang terjadi
hampir setiap hari dapat didengar, dilihat, bahkan mungkin kita pun sering
mengalaminya. Ketidakadilan terjadi di berbagai belahan dunia, baik secara
individu maupun terintegrasi di dalam peristiwa sosial, budaya, ekonomi, dan
politik berskala besar maupun kecil. Banyak sekali korban tindak ketidakadilan
dan kekerasan adalah perempuan dan anak.
Dalam laporan ini, kami Tim Alor mengangkat
tema tersebut sehingga fokus perhatian kami mengarah pada perempuan janda yang
melawan ketidakadilan akibat Peristiwa 1965.
Narasumber utama adalah lima janda yang
bersama anak-anak menjadi korban ketidakadilan dan kekerasan ‘65. Narasumber
tersebut termasuk Neto, isteri Pak Mel Kelatanu, masyarakat biasa; janda Fero,
isteri Temukung Tera Sekalau; janda Karo, isteri Temukung Kiel Talitai; janda
Ribka, seorang guru bagi orang yang buta huruf dan isteri guru Titus Manitapa;
dan janda Koba, isteri Utusan Injil Nani Pelotata. Sejumlah responden lain
disepakati Tim Alor untuk didekati termasuk Apeles Tankalau sebagai tokoh adat,
Pdt. Fredrik Pulinggomang sebagai tokoh agama, Pak Harun Dokana selaku tokoh
masyarakat, dan Aris Tungga selaku aparat kepolisian.[1]
Mereka merupakan saksi sejarah dan pelaku.
Dalam mengumpulkan berbagai data di
lapangan, Tim Alor sepakat untuk memilih lokasi penelitian di sekitar beberapa
kecamatan. Kecamatan Alor Timur dipilih dengan pertimbangan bahwa wilayah ini
terdapat banyak korban Peristiwa 1965, sedangkan Kecamatan Alor Barat Daya
dikenal sebagai tempat asal Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) di Alor. Hal
ini sama dengan Kecamatan Teluk Mutiara dan Kecamatan Kabola, yang waktu itu
masih merupakan bagian dari Kecamatan Alor Barat Laut. Kecamatan Teluk Mutiara adalah pusat tapol
dengan banyak orang yang melaporkan diri serta terdapat situs pembantaian,
sedangkan Kecamatan Kabola lokasi beberapa narasumber kunci.
Profil
Wilayah Alor Saat Ini
Kabupaten
Alor termasuk kabupaten otonom dengan Ibu Kota Kalabahi. Daerah kepulauan ini
berada pada posisi daerah perbatasan laut dengan negara Timor-Leste. Luas
wilayah Kabupaten Alor yakni 286.464 kilometer2, meliputi dua buah
pulau besar, yaitu Pulau Alor dan Pulau Pantar serta pulau-pulau kecil lainnya
termasuk Pulau Tereweng, Pura, Ternate, Buaya, Batang, Lapang, Marisa, Kumbang,
dan Sika. Topografinya bergunung-gunung, bukit, lembah, jurang, sungai, laut,
serta lahan yang subur. Keadaan fisik administrasi tertata dalam 17 kecamatan
dengan 158 desa dan 17 kelurahan di dalamnya.
Masyarakat
Alor telah memeluk agama yang diakui pemerintah. Menurut data Kantor Departemen
Agama Kabupaten Alor tahun 2008, masyarakat Alor mengikuti agama sebagai
berikut:
Umat agama Kristen Protestan :
134.039 jiwa (74,27%)
Umat agama Islam : 40.437 jiwa (22,40%)
Umat agama Katolik : 5.882 jiwa (3,26%)
Umat agama Hindu/Budha : 129 jiwa (0,07%)
Jumlah
:
180.487 jiwa (100,00%)[2]
[1] Pdt. Fredrik Pulinggomang
adalah nama asli
[2] Tabel 5.3.1.2 Banyaknya Pemeluk Agama dan Aliran Kepercayaan
Lainnya Dirinci tiap Kecamatan 2008 di Alor
dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor, Katalog BPS:
1403.5307, 160.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar